HotnetNews.co.id || Depok, Wali Kota Depok Mohammad Idris meresmikan Layanan Kardioserebrovaskular Terpadu di Rumah Sakit (RS) Hermina Depok, Rabu (25/09/2024).
Wali Kota Depok yang kerap disapa Kiai Idris mengapresiasi dan mendukung upaya RS Hermina Depok untuk menyediakan pelayanan Kardioserebrovaskular Terpadu ini. Pasalnya, keberadaan pelayanan Kardioserebrovaskular Terpadu di RS Hermina Depok dapat membantu masyarakat yang mengalami gangguan pada jantung, neorologi atau bedah vaskuler atau kelainan area otak.
“Tentunya ini sangat membantu masyarakat di Kota Depok, jadi tidak perlu jauh ke Jakarta atau luar negeri untuk mendapatkan layanan ini,” tutur Kiai Idris, usai meresmikan pelayanan tersebut.
Masih idris, dengan layanan ini tentunya menjadi kebanggan bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Depok karena menambah layanan kesehatan di daerah. Selain itu juga, didukung dengan banyaknya pasien di RS Hermina Depok yang diberi tindakan dan beranjak sembuh.
Kiai Idris menyebutkan, pihaknya terus mendorong RS swasta di Kota Depok untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan,
Mengingat, masih banyaknya masyarakat Kota Depok yang memiliki penyakit tidak menular dan membutuhkan perhatian lebih.
“Kami terus mendukung kedepannya untuk peningkatan pelayanan RS swasta yang sangat bergantung kepada kemampuan dan political dari RS tersebut,” tambahnya.
“Tentunya upaya promotif terus dilakukan dengan kolaborasi yang dilakukan pemerintah dengan RS di Kota Depok,”tambah Kiai Idris.
Sementara itu, Direktur RS Hermina Depok Lies Nugrohowati mengatakan, pelayanan Kardioserebrovaskular Terpadu diberikan dengan konsep sinergi dan kolaborasi, yaitu untuk penanganan subspesialistik jantung, bedah vaskuler, dan rehab medik.
“Kami bersinergi untuk pasien-pasien dengan keluhan tersebut dan kemudian dilakukan assesmen, sehingga diharapkan pasien mendapatkan layanan yang lebih komprehensif dan lebih tepat,” ucapnya.
“Jadi konsep layanan kami untuk upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif, sehingga masyarakat dapat melakukan skrining untuk usia resiko. Serta masyarakat dengan gaya hidup yang banyak konsumsi junkfood,” tutupnya. (J0)